Kamis, 27 Desember 2012

Cinta Kapas Putih :)

Diposting oleh Unknown di 20.49 0 komentar

" Happy Birthday to you..
  Happy Birthday to you..
  Happy Birthday..
  Happy Birthday..
  Happy Birthday to you.. "

Aku pun tersenyum bahagia. Tak terasa 15 tahun sudah perjalanan hidupku. Memang sore itu adalah pesta ulang tahunku yang ke 15. Kali ini pesta ultahku dirayakan secara sederhana. Hanya ada keluarga besarku. "Ayo Lily... tiup lilinnya" ujar tenteku. Aku mulai memejamkan mata dan bermohon dalam hati "God, berikanlah kepadaku sebuah cinta putih seputih kapas. Amin" Dab aku mulai meniup lilin berjumlah 15 itu.

Sinar mentari pagi menembus kaca jendela kamarku. Aku segera bangun, lalu kubuka jendela itu dan kuhirup udara sejuk di pagi hari. Kemudian aku melakukan kegiatan rutinku, yaitu mengirim sms buat ngucapin selamat pagi ke Abdee. Tapi seperti biasanya, doi ga pernah membalasnya. Weiits, aku pun bergegas untuk siap-siap pergi ke sekolah.

Oh ya, ngomong-ngomong kita belum kenalan ya.. namaku Lily. Mamaku bilang dia ingin kecantikanku bukan hanya di fisik saja, tapi juga keharuman hatiku, ya mungkin itu alasannya kenapa namaku Lily. Aku anak bungsu dari dua bersaudara. Kakakku, Rama berjarak 9 tahun dengan umurku. Jadi jangan heran kalau aku nih manja banget ke mamaku. Oh ya, tentang Abdee, doi tuh kakak kelasku yang duduk di kelas 12, salah satu dari tim basket sekolah. Cowok cool ini belum pernah pacaran. Aku juga nggak tahu kenapa. Tentang hubunganku dengannya, hanya sebatas teman satu koordinasi. Tapi aku baru sadar kalau aku secara perlahan mencintainya. Kami berdua tergabung dalam suatu koordinasi yang disebut "AGAPE". Anggotanya aku, Abdee, Ory, Tata, Cindy, Aya, dan Karmel. Meskipun aku dan Karmel saja yang kelas 10, tapi kami tetap kompak.

Setelah mandi dan sarapan, aku pun berangkat sekolah. Sesampai di sekolah, Karmel segera menghampiriku "Ly, si Abdee dah nyampe tuh, Loe gak nyamperin doi?" pertanyaan Karmel itu hanya kutanggapi dengan senyum. Tak lama kemudian Abdee, sang pujaan hati lewat di depan kami, "Eh, Kak Abdee. Mau ke lapangan basket ya?" Tanyaku seraya tersenyum, namun dia hanya menjawab dengan senyum manisnya. Wow, aku semakin melayang.

Teeeet... Teeeeettt, bel pulang berbunyi. Aku dan Karmel segera menuju tempat parkir sepeda. Seperti biasa, Karmel akan pulang ke rumahku. Tapi kulihat ada yang aneh, seorang cewek cantik bermata bulat mengganggu benakku, dia berdua bersama Abdee. "Siapa  tuh? Kok kita gak pernah lihat?" tanyaku pada Karmel. "Loe aja gak tahu, apa lagi gue. Samperin aja nyokk." Jawab Karmel. Kami langsung mengampiri mereka.

"Upps, permisi, sorry ganggu, gue mau ngomong ke kak Abdee, bolehkan?" kataku. "ya, kenapa Ly? Hari ini gak ada rapat kan?" kata Abdee sambil tersenyum. "Gak ada kok. Gini kak, aku mau ngomongin tentang natal nanti malam. Kakak bisa gak?" kataku. "Oke deh. Ya kalau gitu di Cafe kayak biasanya nanti malam jam 7. Oh ya, kenalin ini Fani, teman sekelasku, pindahan dari Bandung. Fani, ini Lily dan Karmel, mereka teman AGAPEku." Ujarnya memperkenalkan aku dan Fani. Kami pun berkenalan.

Aku dan Karmel pergi secepat kilat. "Ly, loe gila ya, kenceng banget sih ngendarainnya? Gue masih pengen nikmari bahagianya hidup." Kata Karmel ketakutan. "Yang penting cepet sampe." jawabku kasar. Lima menit kami sudah sampai dirumahku. "Loe kalau suka ke Abdee kenapa gak ngomong aja ke dia? Kan jadinya Loe gak nyimpan perasaan sendiri. Gimana kalau Gue bilang ke Aya? Siapa tahu oi punya solusinya." Kata Karmel seraya mengambil Laptop kesayanganku. "Gak perlu, Mel, Gua gak mau siapapun ngerti perasaanku. Cukup Loe aja."   Jawabku BeTe. "Ya udah, terserah Loe deh" kata Karmel menyerah. "Gue pulang aja, Loe tenangin diri sana." Tambah Karmel seraya pulang.

Kriiinnnggg.. Kriiiinnggg... Handphoneku berbunyi, "Hallo, Lily, Sorry, kayaknya aku gak bisa ketemuan sama kamu deh. Coz, aku harus ngantar ibuku ke Bogor. Gak apa-apa kan?' kata Abdee dalam telepon, "ya gak apa-apa kok.' Jawabku. "ya udah kalo gitu. Sorry banget ya..met malem." Kata Abdee lagi dan pembicaraan kami terputus.

Kriinnggg.. teleponku berdering lagi, kali ini bukan Abdee, tapi Aya, "hallo, Lily, Gue mau curhat neh. Loe bisakan?" kata Aya. "Iya Gue bisa, mang kenapa, Ya" jawabku. "Gue ternyata jatuh cinta sama Abdee. Gimana ini, Ly. Dan bukan hanya itu aja. Sekarang si Cindy marah ke Gue. Loe tahu gak kenapa? Soalnya Cindy juga suka sama Abdee. Gimana donk/ Gue bingung banget." Jawab Aya. Jantungku berdetak kencang. Teleponku kumatikan tanpa permisi ke Aya, Air mataku mengalir, kenapa bisa begini? Aku pun menangis sampai tertidur.

Keesokan harinya, kepalaku pusing, sangat pusing, tubuhku lemas. Aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Dan hari itu juga aku periksa Lab untuk mengetahui keadaanku. Namun dokter menganjurkanku untuk rawat inap di rumah sakit. Mulai saat itu aku tidak berhubungan dengan Abdee. Aku mulai menghindar, biarlah dia menempuh kehidupannya tanpa aku. Aku rasa dengan begitu ia akan lebih bahagia.

Satu minggu hari-hari kulalui di rumah sakit. Setiap hari teman-temanku dan keluargaku ke rumah sakit untuk menghiburku. Kecuali Abdee. Aku memang sengaja untuk tidak memberitahunya tentang keadaanku. Sore itu mama, papa dan kakakku menemuiku sambil membawa hasil Labku. "mama, kenapa menangis?" tanyaku curiga. Lily, kamu harus menerima kenyataan ya, Nak. Ujar papaku sambil mengajukan selembar kertas ke arahku. LEUKIMIA. Sebuah tulisan yang membuatku tertusuk.. Ya, aku divonis mengidap penyakit Leukimia ganas. Dan sisa hidupku tinggal satu bulan. Aku tetap berusaha tegar. Harapanku hanya ingin bertemu dengan Abdee.

Hari ini hari Minggu, tapi hujan dan mendung menyelimuti kotaku. Ya, bulan Desember memang memiliki ciri-ciri khas yang tak pernah ditinggalkan. Siang itu seorang cowok memasuki kamarku. Aku kenal betul suaranya. Abdee.. ya, itu suara Abdee. "Abdee.." panggilku lemah. "Ya, Lily, ini aku Abdee." Jawab Abdee sambil menggenggam tanganku. "Kamu janji gak akan meninggalkan aku lagi?" kataku sambil menangis. "Jangan takut, aku gak akan meninggalkanmu." Jawab Abdee lagi sambil mengusap air mataku dengan lembut.

Mulai saat itu, setiap hari ia menemaniku di rumah sakit. Di sisa hari-hariku, senyumannya memberi semangat  baru padaku. Sebukan berlalu. Sore itu aku berjalan-jalan di taman rumah sakit bersama Abdee. Meski ia harus mendorong kursi rodaku, dia tetap bercanda hingga membuatku tertawa lepas. Aku merasa, ini adalah saat terakhirku dengannya. Senja sore mewarnai langit dengan berpenakan mega. Kami berhenti di tengah taman. "Kak Abdee. Aku ingin mengatakan perasaan yang selama ini ku pendam. Sebenarnya.." kata-kataku berhenti ketika jari Abdee hinggap di ujung bibirku, "I love you," kata Abdee lembut, "I love you too." Jawabku sambil menangis. Secepat kilat aku mendaratkan tubuhku di pelukannya. Lega, hangat, bahagia, dan haru bercampur jadi satu. Aku tersenyum dalam pelukannya. Seseorang telah menjemputku. Tanpa sepatah kata aku menuju orang itu tanpa melepaskan pelukannya. Aku sudah menemukan cinta kapas itu. Dan cinta kapas itu akan kubawa sampai kapanpun di dalam roh maupun tubuhku. (*)
 

~ Kaadek Aiiu ~ Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei